Kreativitas yang (seolah) Tiada Batas

Padang Arofah, Musim Haji 2010. Masih teringat jelas, doa yang saya lantunkan saat wukuf di sana. Doa yang barangkali cukup “absurd” : “Ya Allah, terima kasih sudah mengundang saya ke Arab Saudi. Setelah ini, saya ingin Engkau tapakkan kaki saya ke Belanda. Dengan cara-Mu yang indah, wahai Sang Maha Sutradara…”

***

Sudah lima tahun silam saya berhaji. Kini, sepenggal doa itu terasa siap menjadi nyata. Di mata saya, Belanda adalah sebuah paradoks. Ketika kecil, guru SD menjejalkan doktrin bahwa Belanda adalah musuh kita bersama. Penjajah negeri selama 350 tahun. Seolah tak ada ruang kosong di sistem limbik otak yang diizinkan untuk menyimpan khasanah menyenangkan soal Belanda. 

Untunglah, itu tak berlangsung lama. Salah satu om saya berkuliah S-2 di sana. Beliau kerap mengirimkan katu pos bergambar kebun tulip yang merekah. Seolah menggelitik saya untuk cari tahu lebih banyak tentang Belanda. ”Ah, inikah negeri yang diceritakan bu guruku itu?”

Paradokspun dimulai. Tak lagi saya “benci mati-matian” pada Belanda. Apalagi, meneer Hans--kawan kuliah om yang orang Belanda tulen—main ke rumah saya di Surabaya. Kami pun ngobrol akrab. Tak kulihat sisa-sisa kebengisan ala penjajah di raut wajah mereka.

Yang lebih menyenangkan lagi, banyak kisah kreatif bangsa Belanda yang meneer Hans ceritakan pada saya. ”Banyak sekali inovasi dilahirkan orang Belanda! Ide-ide nyleneh, sering dianggap aneh. Bentuk hotel yang tidak lazim,banyak!”

Ah,ini dia! Hotel Inntel  Zaandam ini,misalnya. Bangunannya benar-benar bikin mulut kita komat-kamit, “Beuuuh, gile bener!” Konsepnya, 70 rumah tradisional khas Belanda ditumpuk menjadi satu. Bukan hanya bentuknya yang unik; hotel ini dilengkapi 160 kamar dan fasilitas yang super-duper lengkap. 

Desainer Wilfried van Winden memang sengaja mengeksekusi hotel ini dengan penampakan yang ajaib. “When I drive into Zaandam and see the building standing there a smileinevitably spreads across my face,” kata Wilfried. Baru beroperasi sekitar 5 tahun lalu, hotel ini secara tak terbantahkan telah menjadi landmark (tetenger) yang membangkitkan gairah kebanggaan pada jiwa bangsa Belanda.





Dulu Hotel Prodeo, Sekarang Hotel Mewah

Ada lagi buah ajaib kreativitas yang (seolah) tanpa batas. Sebuah penjara horror yang paling ditakuti dalam kurun waktu 150 tahun, disulap menjadi hotel yang sangat mewah! Namanya Het Arresthuis. Penjara ini dulu dibuka tahun 1862, dan ditutup tahun 2007. 

Ide kreatif dari bangsa yang paling bahagia ini berbuah bisnis manis. Sebanyak 105 kamar sel penjara diubah menjadi 40 kamar hotel mewah. Terdiridari 24 standard room, 12 deluxe room, dan 4 suites yang diberi nama The Director, The Jailer, The Lawyer, dan The Judge. 



Meski desain interior mewah,unsur “hotel prodeo” tak boleh lenyap. Pintu, teralis, koridor, bahkan ruang makan langsung mengingatkan kita pada “penjara sesungguhnya”. Ya, traveling adalah sebuah perjalanan untuk menemukan pengalaman unik nan otentik. Kreatif, jadi pionir dan terus membombardir diri dengan beragam solusi dari sudut pandang yang tak terbayangkan. 


Terima kasih Belanda, untuk selalu memercikkan inspirasi untuk saya. "To raise new questions, new possibilities, to regard old problems from a new angle, requires creative imagination and marks real advance in science."— Albert Einstein 

Diikutsertakan dalam Holland Writing Competition 2015 elemen earth 

Sumber foto: 
http://www.inntelhotelsamsterdamzaandam.nl/en/Location.html
https://www.hetarresthuis.nl/en

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berdaya dan Berkarya Bareng Komunitas IIDN

Bersyukur

Membincang Kematian Bersama Ananda